Senin, 19 Mei 2014

Bara



 Tersulut kiasan amarah
tenggelam bernafaskan dusta
Hari ini dan hari esok
meninggalkan hari lalu, hari yang terwarnakan
bukan hitam, bukan putih

Kau berdiri sebagai batas yang penuh benci
Rasamu, benakmu
mencari kepastian yang paling palsu
Sia-sialah kehidupan ini
Sia sia!

Dia bertanya
dengan sayatan kelam
Menganggapmu sebagai berlian paling berlian
Tak rela tersakiti, ternodai
hanya demi impian yang ku anggap mati

Dan sekarang
menanti cahaya adalah bodoh
tak pantas menantinya
walau ku raja semesta
Rasa sesal, menikam dari segala arah
Musnahlah, membusuk

Tidak ada komentar: